Manusia purba adalah manusia yang hidup pada masa praaksara / prasejarah. Fosil manusia purba adalah sisa kerangka manusia purba yang telah membatu.
1. MANUSIA PURBA DI INDONESIA Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosil manusia purba, dapat disimpulkan bahwa pada zaman praaksara / prasejarah, Indonesia telah dihuni beberapa jenis manusia purba, diantaranya : a. Meganthropus palaeojavanicus (manusia besar / raksasa dari Jawa) 1. Fosil yang ditemukan : rahang atas dan rahang bawah. 2. Tempat penemuan : Sangiran (utara Surakarta). 3. Penemu : Von Koenigswald (1931 – 1941), pada lapisan Pucangan / Plestosen bawah, Marks (1952) pada lapisan Kabuh / Plestosen tengah. 4. Kurun waktu masa hidupnya : sekitar 2 – 1 juta tahun yang lalu (dianggap jenis manusia purba tertua di Indonesia). 5. Tipologi fisik / ciri-ciri fisik :
6. Alat pengunyah : rahang dan gigi besar. otot kunyah sangat kuat.
b. Pithecanthropus (manusia kera yang berjalan tegak) 1. Kurun waktu hidupnya diduga sama dengan masa hidup Meganthropus. 2. Ciri-ciri fisik Pithecanthropus :
3. Jenis-jenis Pithecanthropus (yang ditemukan di Indonesia) : 1. Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto) · Fosil yang ditemukan : berupa tengkorak anak-anak. · Tempat penemuan : Mojokerto lembah sungai Brantas. · Letak stratigrafi : pada plestosen bawah, lapisan / formasi pucangan. · Penemu : von Koenigswald dan Cokrohandoyo (1936). · Kurun waktu hidupnya : 2 – 1,5 juta tahun yang lalu. · Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm. o Tengkorak rendah dengan volume otak 650 – 900 cc. o Wajah : muka menonjol ke depan, kening menonjol dan tebal, tulang pipi kuat, hidung lebar dan tidak berdagu. o Alat pengunyah : rahang menonjol ke depan, gigi dan geraham besar, otot kunyah kuat. o Cara berjalan : cenderung tegak. · Makanan : segala makanan (mulai mengolah makanan). · Tempat tinggal di sekitar padang rumput dekat air, secara berkelompok, berburu dan mengumpulkan makanan, berpindah-pindah. · Pembuatan alat : diduga telah menggunakan alat yang dipungut dari alam. 2. Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak) -Fosil yang ditemukan : tulang rahang, tengkorak bagian atas, geraham dan tulang kaki. 5. Penemu : Eugene Dubois (1890). 6. Tempat penemuan : Trinil lembah Bengawan Solo dekat Ngawi. 7. Letak stratigrafi temuan : plestosen tengah, pada lapisan / formasi kabuh. 8. Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan tegap dengan tinggi 165 – 170 cm. o Tengkorak : volume otak 775 – 975 cc, belum menjulang tinggi. o Wajah : kening menonjol di atas, pipi menonjol ke samping, hidung lebar, tidak berdagu. o Alat pengunyah : rahang menonjol ke depan, geraham dan gigi besar, otot kunyah masih kuat. o Cara berjalan : belum tegak benar. · Makanan masih kasar dan mulai makan daging, mulai mengolah makanan. · Tempat tinggal sama seperti Pithecanthropus mojokertensis. · Pembuatan alat : telah membuat alat- alat dari batu sangat sederhana dan telah menggunakan api. · Kurun waktu hidupnya : 1 – 1,5 juta tahun yang lalu. 3. Pithecanthropus soloensis (manusia kera dari Solo) · Fosil yang ditemukan : tengkorak dan tulang kering. · Tempat temuan : Ngandong dan Sangiran lembah Bengawan Solo. · Letak stratigrafi : plestosen tengah dan plestosen atas. · Penemu : von Koenigslwald dan Oppenorth (1931 – 1933). · Kurun waktu hidupnya : 900.000 – 200.000 tahun yang lalu. · Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm. o Tengkorak telah meninggi, volume otak 1000 – 1300 cc. o Wajah : mulut menonjol ke depan, kening sedikit menonjol, tidak berdagu. o Alat pengunyah : rahang dan gigi besar, otot pengunyah masih kuat. o Cara berjalan : belum tegak benar, masih dibantu tangan. · Makanan : memakan segala makanan, telah mengolah makanan. · Tempat tinggal : sama seperti jenis Pithecanthropus lainnya. · Pembuatan alat : diduga telah menggunakan api dan alat buruan lainnya. 4. Pithecanthropus robustus (dianggap sama Pithecanthropus mojokertensis) · Fosil temuan : tengkorak anak-anak. · Tempat temuan : di Sangiran lembah Bengawan Solo. · Penemu : Weidenreich dan von Koenigswald (1939). c. Homo atau Homo sapiens Homo adalah jenis manusia purba yang memiliki sifat mirip manusia sekarang. Jenis Homo sapiens inilah yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Homo sapiens terdiri dari beberapa ras, yang sekarang masih hidup adalah : 1) Ras Mongoloid; berkulit kuning, berambut hitam, dan bertubuh sedang. (a) Asiatic, terdapat di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur. (b) Malayan Mongoloid, terdapat di Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina. (c) American Mongoloid, terdapat di Amerika Utara (suku Eskimo). 2) Ras Kaukasoid; berkulit putih, hidung mancung, berambut pirang, dan bertubuh jangkung, hidup menyebar di Eropa dan Asia Tengah. (a) Nordic, terdapat di Eropa Utara dan sekitar laut Baltik. (b) Alpin, terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur. (c) Mediteranian, terdapat di sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenian, Arabia, dan Iran. (d) Indic, terdapat di India, Pakistan, dan Srilanka. 3) Ras Negroid; berkulit hitam, hidup menyebar di Afrika, Australia, dan Irian (penduduk asli). (a) Afrika Negroid, terdapat di benua Afrika. (b) Negrito, terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina. (c) Melanesia, terdapat di Papua dan Kepulauan Melanesia. 4) Ras Austromelanesoid; hidup menyebar di kepulauan Pasifik, dan pulau-pulau antara Asia dan Australia. 5) Ras Khusus (a) Bushman, terdapat di daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan. (b) Weddoid, terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan. (c) Australoid, yaitu suku Aborigin atau penduduk asli benua Australia. (d) Ainu, terdapat di pulau Kaarafotu dand pulau Hokkaido di Jepang. Jenis-jenis manusia Homo yang ditemukan : 1. Homo wajakensis (manusia dari Wajak) · Tempat penemuan : di gua desa Wajak, Tulungagung. · Letak stratigrafi : plestosen atas. · Penemu : van Reischoten (1889) dan Eugene Dubois (1890). · Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan tegap dengan tinggi 130 – 210 cm. o Tengkorak telah membulat dan tinggi, volume otak 1000 – 2000 cc. o Wajah : muka datar, pipi menonjol ke samping, sudah berdagu. o Alat kunyah : rahang dan gigi mengecil, otot-otot pengunyah telah menyusut. o Cara berjalan lebih tegak dan lebih sempurna. · Kurun waktu hidupnya : 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. · Tempat tinggal : di gua-gua. · Pembuatan alat : membuat alat-alat serpih bilah, alat tulang, kapak perimbas. 2. Homo soloensis Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar dan Oppenorth (1933 – 1934) di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo. Homo soloensis mempunyai ciri-ciri sama dengan Homo wajakensis. 3. Homo sapiens austromelanesoid Fosilnya ditemukan di Aceh Timur (di Bukit Kerang Langsa dan Tamiang), Sumatera Timur, di Jawa (di gua Lawa, Sampung Ponorogo), di NTT (di gua Liang Toge, Liang Momer, dan Liang Panas Flores). · Letak stratigrafi temuan : lapisan Holosen. · Kurun waktu hidupnya : 10.000 tahun yang lalu · Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan tegap dengan tinggi 148 – 170 cm. o Tengkorak relatif kecil,lonjong atau sedang, volume otak ± 1000 – 2000 cc. o Wajah : muka sedang, rahang menonjol ke depan, kening rata, hidung lebar. o Alat pengunyah : geraham dan gigi relatif besar, otot pengunyah relatif kuat. o Cara berjalan tegak sempurna. · Makanan : segala macam makanan; teknik mengolah makanan maju. · Tempat tinggal di gua-gua. · Pembuatan alat : membuat serpih bilah, alat tulang, kapak genggam, telah mulai melukis. 4. Homo sapiens mongoloid Fosilnya ditemukan di Sulawesi Selatan (di gua Cakondo, Uleleba, Balisau, Karassa, gua Sopeng, dan lain-lain). · Letak stratigrafi temuan : lapisan holosen. · Kurun waktu hidup : 10.000 tahun yang lalu. · Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan kecil tidak tinggi. o Tengkorak bundar, isi otak lebih besar. o Wajah : muka lebar dan datar, mulut dan gigi menonjol ke depan, hidung lebar. o Alat kunyah : rahang, geraham, dan gigi kecil, otot pengunyah telah menyusut. o Cara berjalan tegak sempurna. · Makanan : memakan segala makanan, teknik mengolah makanan sangat maju. · Tempat tinggal di gua-gua. · Pembuatan alat : membuat alat serpih, mata panah bergerigi, telah mengenal seni (melukis pada dinding gua). 2. MANUSIA PURBA DI TEMPAT LAIN a. Di Asia Timur (Cina) 1. Pithecanthropus pekinensis / Sinanthropus pekinensis - Artinya manusia kera berjalan tegak dari Peking. - Fosil ditemukan di gua Chou Kuo Tien – Peking (Cina Utara). - Penemunya : Davidson Black dari Kanada (1927) dan Franz Weidenreich. - Masa hidup Sinanthropus pekinensis diduga semasa dengan Pithecanthropus erectus. 2. Pithecanthropus lantianensis - Fosil ditemukan di Lantien – Cina Selatan. - Masa hidupnya diduga semasa dengan Pithecanthropus mojokertensis. 3. Homo sapiens mongoloid / Homo pekinensis - Fosil ditemukan di gua Zhou Kuo Dien – Peking. - Homo pekinensis hidupnya diduga sezaman dengan Homo wajakensis. - Homo pekinensis diduga merupakan nenek moyang ras Mongoloid. b. Di Filipina (Asia Tenggara) - Fosil ditemukan di gua Tabon pulau Palawan. - Fosil yang ditemukan menyerupai Homo wajakensis. c. Di Palestina (Asia Barat) - Homo palestinensis, fosil ditemukan di gua dekat gunung Carmel. d. Di Australia - Fosil manusia purba ditemukan di danau Mungo, negara bagian New South Wales. Fosilnya mirip dengan Homo sapiens australoid. - Hidupnya diduga semasa dengan Homo wajakensis. e. Di Afrika Jenis manusia purba yang pernah ditemukan antara lain : 1. Australopithecus africanus Fosilnya ditemukan oleh Robert Broom dan Raymond Dart (1924) di Taung, Botswana – Afrika Selatan. 2. Homo rhodesiensis Fosilnya ditemukan oleh Richard Lecky (1921) di gua Broken Hill, Rhodesia – Afrika Selatan. 3. Homo habilis Fosilnya ditemukan oleh suami istri Louis Leakey dan Mary Leakey (1931) di lembah Aldovai, Tanzania – Afrika Timur. Homo habilis sering disebut Australopithecus boisei. 4. Homo asselar Fosilnya ditemukan di gurun Sahara. 5. Homo africanus Fosilnya ditemukan di daerah Kenya Selatan, oleh Bryan Patterson dan William W. Howells (1965). f. Di Eropa Jenis manusia purba yang pernah ditemukan antara lain : 1. Homo cromagnon (juga disebut Terra amata) Fosilnya ditemukan oleh Les Eyzies 1868) di lembah Vezere Perancis. Diduga merupakan nenek moyang ras Kaukasoid. 2. Homo neanderthalensis Fosilnya ditemukan di banyak tempat, seperti : o di lembah sungai Neander Jerman oleh Dari. Fulroff (1856). o di gua Spy Belgia, oleh Rudolf Virchow. 3. Homo pilt down Fosilnya ditemukan di desa Pilt Down Inggris, oleh Charles Dawson (1911). Sumber: Modul Akselerasi IPS – Sejarah Zaman praaksara / prasejarah di Indonesia, menurut benda-benda / alat peninggalan dibedakan menjadi 2 periode, yaitu :
1. Zaman Batu a. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum) - Peralatan terbuat dari batu atau tulang masih kasar dan tidak diasah. - Jenis alat yang digunakan, seperti : kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, dan alat serpih (pecahan batu inti). - Manusianya hidup mencari makan dengan meramu dan berburu. - Bertempat tinggal secara nomaden / berpindah-pindah. - Belum mengenal seni Contoh alat-alat zaman batu tua : - Kapak genggam; tempat penemuan : Lahat (Sumatera Selatan), Kalianda (Lampung), Awang Bangkal (Kalimantan Selatan), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Trunyam (Bali), Pacitan (Jawa Timur). - Alat serpih; tempat penemuan : Sangiran dan Ngandong (Bengawan Solo), Pacitan (Jawa Timur), Gombong (Jawa Tengah), dan lain-lain. - Alat dari tulang; terbuat dari tanduk rusa sebagai alat serpih. b. Zaman Batu Madya (Mesolithikum) - Alat terbuat dari batu dan tulang masih kasasr, tetapi bagian tertentu sudah diasah. - Manusia telah mulai hidup menetap di gua-gua (Abrissous Roche) dan di rumah panggung (ditemukannya Kjokken Moddinger / bukit karang hasil sampah dapur). - Sudah mengenal seni berupa lukisan pada dinding gua (berupa cap tangan dan babi hutan). - Sudah mulai mengenal kepercayaan. Alat-alat zaman batu tengah : - Kapak Sumatera / peble. - Alat serpih Toala (Sulawesi Selatan). - Alat tulang Sampung. c. Zaman Batu Muda (Neolithikum) - Peralatan sudah dihaluskan, bahkan sudah ada yang diberi tangkai. - Manusianya telah bertempat tinggal tetap / sedenter. - Telah memiliki kemampuan bercocok tanam. - Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. - Pakaiannya terbuat dari kulit kayu, perhiasannya dari batu dan manik-manik. Alat-alat zaman batu muda : - Kapak persegi; ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara. - Kapak lonjong; ditemukan di Sulawesi, Flores, Maluku, dan Papua. - Mata panah (terbuat dari tulang); banyak ditemukan di Toala (Sulawesi Selatan), gua Lawa, gua Petpuruh (Jawa Timur). - Gerabah (dari tanah liat). d. Zaman Batu Besar (Megalithikum) Zaman batu besar memiliki ciri-ciri sama dengan zaman Neolithikum, tetapi alat-alat terbuat dari batu besar. Contoh alat-alat zaman batu besar : a) Menhir, yaitu tiang atau tugu batu sebagai tanda peringatan untuk menghormati roh nenek moyang dan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur. Ditemukan di Pasemah (Riau), Bada (Sulawesi Tengah), Banten, Bali, NTT, Jawa Timur, dan Kalimantan. b) Dolmen, yaitu meja batu untuk tempat sesaji yang dibawahnya terdapat jenazah. Ditemukan di Sumba dan Sumatera Selatan. c) Sarkofagus (keranda), yaitu kubur batu yang berbentuk lesung (terbuat dari satu batu) atau lesung batu yang digunakan sebagai tempat mayat dan diberi tutup. Ditemukan di Jawa Timur. d) Peti kubur batu, yaitu tempat mengubur mayat yang terdiri atas papan-papan batu yang ditanam dalam tanah dan diberi tutup atau lempengan batu yang disusun seperti peti untuk tempat maya / jenazah. e) Waruga, yaitu peti kubur batu berukuran kecil berbentuk kubus dan tertutup. Ditemukan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. f) Punden berundak, yaitu bangunan batu berundak-undak yang berbentuk teras, makin ke atas makin kecil, sebagai tempat pemujaan. Ditemukan di Lebak Sibedug, Banten Selatan. g) Patung nenek moyang (arca), yaitu bangunan dari batu yang berbentuk binatang atau manusia atau patung yang dianggap perwujudan yang dipuja. Ditemukan di dataran tinggi Pasemah, Bangkinang, dan Sumatera Selatan. h) Batu dakon, yaitu batu dengan permukaan datar yang di atasnya diberi lubang-lubang, gunanya untuk upacara pemujaan / kesuburan. Zaman Logam Zaman logam dibedakan menjadi 3, yaitu : e. Zaman tembaga (Indonesia tidak mengalami) f. Zaman perunggu Alat-alat terbuat dari perunggu (campuran tembaga dengan timah putih). Contoh :. a) Nekara, semacam tambur besar yang berbentuk seperti dandang terbalik. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, dan Kei. b) Moko, semacam tambur yang lebih kecil. Ditemukan di Alor. c) Kapak perunggu, disebut juga kapak corong atau kapak sepatu. Ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. d) Candrasa, yaitu jenis kapak perunggu yang salah satu sisinya panjang. Ditemukan di Yogyakarta, Tuban, Jawa Barat, Kepulauan Roti. e) Perhiasan dari perunggu, seperti gelang, kalung, cincin, dan lain-lain. f) Senjata (mata tombak dan belati) perunggu, ditemukan di Prajekan (Jawa Timur) dan Bajawa (Flores). g) Arca perunggu. h) Bejana perunggu. g. Zaman besi Contoh alat-alat dari besi : senjata, tombak, mata panah, cangkul, dan sebagainya. Teknik pembuatan alat-alat logam : a. Cetak ulang (bivalve); alat cetak dapat dipakai berulang-ulang. b. Cetak hilang (a cire perdue), alat cetak hanya dipakai sekali. Sumber: Modul Akselerasi IPS – Sejarah |
Authorhttps://www.wattpad.com/398499424-terjerat-masa-lalu-minggu Archives
September 2015
Categories |